thefrancescaharperproject.org – Burung Cipoh Si Tukang Nyindir dari Pepohonan Kampung! Di balik rindangnya pohon mangga atau jambu, ada satu suara nyaring yang sering muncul tiba-tiba. Bukan suara ayam, bukan juga kucing minta makan—tapi si kecil bernama cipoh. Suaranya bisa bikin orang manggut-manggut sambil nyeletuk, “Wih, tuh burung nyindir siapa lagi?”
Ya, cipoh ini bukan burung biasa. Meski tubuhnya imut-imut, tapi gayanya bossy, lantangnya gak kira-kira. Suaranya khas banget, mirip orang nyeletuk sinis, kadang lucu, kadang bikin gagal fokus. Tapi justru itulah yang bikin burung satu ini beda dari yang lain. Yuk, kita bahas si tukang nyindir satu ini!
Bersuara Tajam, Tapi Tetap Dicintai Warga
Burung cipoh memang bukan penyanyi kalem. Nada suaranya nyentil, tajem, dan sering ngagetin. Tapi entah kenapa, banyak orang kampung yang justru sayang banget sama dia. Mungkin karena suaranya yang seolah-olah hidup—seakan dia ngerti siapa yang lagi ghibah, siapa yang ngutang belum bayar, atau siapa yang pura-pura sibuk.
Cipoh biasanya nemplok santai di dahan tinggi, tapi matanya awas dan geraknya gesit. Dia sering muncul pagi-pagi, ikut menyambut matahari dengan ocehan khasnya. Kadang kedengarannya kayak marah, kadang malah mirip orang cerewet yang gak bisa diem.
Lebih dari Sekadar Burung, Cipoh Punya Karakter
Gak berlebihan kalau cipoh disebut burung yang punya karakter. Dari suaranya aja udah beda sendiri, belum lagi cara terbangnya yang cepat dan zig-zag, kayak lagi buru-buru mau ngelaporin sesuatu ke temennya. Gaya hidupnya pun sederhana: nyari serangga kecil, tidur di pohon rindang, dan nyindir manusia dari kejauhan.
Kalau kamu tinggal di daerah yang masih banyak pohon, besar kemungkinan kamu pernah dengar suaranya. Dan percayalah, begitu kamu kenal suara cipoh, susah buat ngelupain. Dia kayak tetangga bawel yang selalu ada, meski gak kamu undang.
Dulu Diburu, Sekarang Justru Dilestarikan Burung Cipoh
Di masa lalu, cipoh sering jadi incaran penggemar burung kicauan. Alasannya jelas: suaranya unik dan sering dipakai buat pancingan biar burung lain ikut bunyi. Tapi, karena kebanyakan diambil dari alam, lama-lama populasi cipoh mulai berkurang. Untungnya, sekarang mulai banyak yang sadar, dan akhirnya cipoh gak lagi seenaknya dipelihara.
Bahkan beberapa desa sudah mulai menjaga habitat cipoh. Mereka tahu, kalau suara cipoh hilang dari kampung, suasana pagi bakal terasa hampa. Gak ada lagi nyinyiran manis yang bikin suasana pagi lebih semarak. Cipoh pun akhirnya jadi simbol lokal yang lucu tapi punya makna.
Nama Lainnya Bikin Kaget, Tapi Tetap Lucu
Cipoh juga dikenal dengan nama cito atau sirpu di beberapa daerah. Bahkan di sebagian tempat, orang-orang manggil dia dengan nama yang lebih nyeleneh, kayak “burung sindiran” atau “burung tukang nyaut.” Nama-nama itu muncul bukan tanpa alasan karena setiap kali dia bunyi, suasananya emang jadi seperti lagi disindir.
Uniknya, cipoh ini juga bisa menirukan suara burung lain, walaupun nadanya tetap punya ciri khas “nyentak”. Kalau kamu denger suara “cip… cip… cip…,” cepet-cepet deh cari sumbernya. Bisa jadi dia lagi mantau kamu dari balik dedaunan.
Kesimpulan
Burung cipoh bukan cuma pelengkap ekosistem atau penghuni pohon biasa. Dia punya suara yang ikonik, gaya hidup yang nyentrik, dan kehadirannya jadi semacam hiburan gratis buat warga kampung. Meski kecil, tapi suaranya bikin suasana hidup.Jadi, kalau besok pagi kamu denger suara nyinyir dari arah pohon depan rumah, jangan buru-buru curiga sama tetangga. Bisa jadi, itu cuma cipoh yang lagi ngecek kabar terbaru dari kampung.